Minggu, 04 Juli 2010

Kotak Pertolongan Pertama di Rumah

Di rumah sebaiknya keluarga memiliki kotak yang berisi obat-obatan, peralatan dan perlengkapan kesehatan lainnya. Di supermarket sudah banyak dijual paket-paket kotak P3K. Mengapa perlu menyediakan kotak P3K? Coba diingat-ingat, sakit kan bisa terjadi sewaktu-waktu, pada saat yang sama dia butuh segera dituntaskan. Seringkan kita jumpai, anak atau adik atau siapa pun anggota keluarga kita, tengah malam badannya menggigil panas. Atau, tiba-tiba saja di tengah malam sesak nafas saudara kita sedang kambuh. Apa yang harus kita lakukan saat itu? Saat itu baru kita sadari kan, kalau kita membutuhkan persediaan obat-obatan pertolongan pertama.

Obat-obatan apa yang sebaiknya kita sediakan untuk memberikan pertolongan pertama. Dasar pemilihannya adalah gejala penyakit tersering yang dijumpai dan obat-obatan untuk pertolongan pertama pada kecelakaan. Obat yang sering digunakan salah satu anggota keluarga yang menderita sakit kambuh-kambuhan dapat pula dimasukkan dalam kotak P3K ini, tetapi dekat atau dalam jangkauan anggota keluarga yang sakit.


Daftar obat minum yang dianjurkan ada dalam kotak P3K beserta indikasi dan merek yang dijumpai di pasar

Keterangan : # tidak boleh diminum secara terus-menerus lebih dari seminggu; * selain obat, yang utama adalah pemberian oralit setiap kali diare untuk mengganti cairan yang hilang


Daftar obat topikal (yang dioleskan) yang dianjurkan ada dalam kotak P3K


Keterangan; gel bentuknya seperti lendir (jelly), balsam lebih padat, pasta lebih lembek kayak pasta gigi


Pengelolaan Kotak Pertolongan Pertama

Cara penyimpanan obat

Pertama, disimpan di tempat yang sejuk dan terlindung dari cahaya langsung matahari. Mengapa demikian? Karena karakteristik dari obat-obatan itu tidak tahan panas, dan mudah terurai bila terkena sinar matahari. Kalau pembaca sedikit memberi perhatian pada botol-botol obat di apotik, apa yang pembaca amati? Iya benar, botol itu berwarna coklat. Warna coklat ini punya maksud, untuk mengurangi intensitas cahaya yang menembus botol mencapai zat-zat kimia yang ada di dalam obat-obatan. Beberapa jenis sirup yang sudah dibuka, dari golongan non antibiotik, seperti sirup turun panas (Panadol Syrup™), sirup obat batuk (Bisolvon Syrup™), sirup obat flu (Paratusin Syrup™) atau sirup obat maag (Mylanta syrup™) bisa disimpan di dalam kulkas atau lemari pendingin. Tetapi sirup antibiotik yang umumnya dioplos dengan air matang karena berbentuk serbuk, harus dibuang setelah tujuh hari tercampur dengan air.

Kedua, terlindung dari jangkauan anak-anak. Kotak P3K diletakkan di tempat yang tinggi, sehingga anak-anak tidak dapat menjangkaunya.

Ketiga, yang harus diperhatikan saat menyimpan obat adalah label atau orang apotik menyebutnya etiket. Harus dipastikan kesesuaian isi dan label pada kemasan. Bila ragu-ragu sebaiknya dibuang.

Keempat, kalau tanggal pembelian berbeda, obat yang dibeli lebih dahulu di taruh paling depan, kemudian obat yang dibeli belakangan. Prinsipnya “first in first out”.

Berapa lama obat-obatan itu diperbaharui?

Umumnya waktu antara obat diproduksi sampai dengan batas waktu kedaluwarsa adalah tiga tahun. Untuk memudahkan pemantauan tanggal kedaluwarsa, baiknya setiap enam bulan ada semacam stock opname seperti di supermarket, serta disediakan kertas yang berisi daftar periksa jenis obat-obatan beserta tanggal kedaluarsa masing-masing obat. Tanggal kedaluwarsa biasanya dicantumkan di kemasan obat, bersama dengan tanggal diproduksinya. Obat yang sudah melampaui tanggal kedaluwarsa harus dibuang, tidak bisa dipakai lagi. Kalau prosedur stock opname gagal dilakukan, minimal tanggal pembelian obat harus ada catatannya, dan sebaiknya setahun sekali dilakukan pembaharuan, alias obat lama dibuang diganti dengan stok baru.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar