Minggu, 04 Juli 2010

Demam dan bagaimana menghadapinya

Demam atau suhu badan yang tinggi adalah gejala dari berbagai macam penyakit infeksi. Secara definisi, dikatakan bahwa demam adalah suhu tubuh yang lebih tinggi dari 37°C. Alat pengukur demam adalah thermometer sebagaimana terlihat pada gambar 2. Segera pergi ke dokter bila mengalami demam tinggi yang tidak berkurang dengan pengobatan sederhana.


gambar 1. mekanisme terjadinya demam akibat infeksi bakteri maupun virus

pada gambar 1. dapat dilihat bahwa demam hanyalah salah satu gejala dari proses peradangan akibat dari infeksi virus dan bakteri. Infeksi virus, seperti yang sering kita alami saat daya tahan tubuh kita menurun, yaitu virus influenza. Virus influenza menyerang saluran pernafasan bagian atas, terutama hidung, sehingga yang kita alami selain demam adalah kelainan fungsi hidung. Fungsi hidung normalnya juga menghasilkan lendir dalam jumlah terbatas, hanya untuk kepentingan melumasi saluran hidung biar tidak kering, saat dilalui udara pernafasan yang tidak pernah berhenti selama kita masih hidup. Pada keadaan terinfeksi virus influenza, fungsi hidung mengalami kelainan, dia berfungsi berlebihan, sehingga lendir yang dihasilkan menjadi lebih banyak. Pada saat ini, kita merasakan bersin-bersin, hidung meler keluar lendir dalam jumlah banyak. Sampai-sampai kalau tidak kita semprotkan keluar dan ditampung tisu, akan mengikuti prinsip “turunnya lambat, naiknya cepat... dan kalau terlambat menaikkan...saat kita masih jadi anak-anak dulu, dapat merasakan rasa asin...he he he”. Selain demam, meler dan bersin-bersin, kita juga merasakan pegel-pegel. Rasa pegel-pegel ini demikian hebat hingga rasanya setara atau seperti habis dipukulin orang sekampung. Hallah.


gambar 2. thermometer sebagai alat pengukur suhu tubuh

Bila berlanjut, daya tahan tubuh kita tidak segera mengeliminasi virus influenza dari saluran hidung dan tenggorok, biasanya infeksi akan merembet ke bawah, berakibat saluran nafas bagian agak bawah juga memproduksi lendir. Cuman bedanya, kalau di hidung, lendir segera meler keluar, tetapi kalau di saluran agak bawah (trakea dan bronkus), cara mengeluarkan lendir dengan batuk. Mekanismenya sama, terjadi radang. Kalau dalam bahasa kedokteran radang, cara memberi nama dengan menyebutkan organnya kemudian diberi akhiran itis, menandakan terjadi radang pada organ yang bersangkutan. Kalau yang mengalami radang adalah bronkus, berarti namanya bronkus + itis = bronkitis. Kalau yang mengalami radang adalah selaput lendir mata (bagian dalam mata yang warnanya merah) dalam kedokteran disebut conjunctiva, berarti namanya conjunctiva + itis = conjunctivitis = orang jawa bilang beleken atau belekan. Demikian juga kalau lambung, gaster + itis = gastritis; tenggorokan, faring + itis = faringitis dan sebagainya.
Kembali pada gambar 1, semua radang yang mengenai organ entah akibat infeksi virus maupun bakteri mengakibatkan gejala sistemik (zat-zat radang terbawa aliran darah, rata ke seluruh tubuh) yaitu demam, rasa pegel-pegel di otot serta linu-linu di sendi dan tulang, juga rasa males dan tidak bersemangat. Radang juga mengakibatkan gejala lokal (daerah yang terinfeksi) tergantung pada organ yang terkena. Bila tenggorokan yang radang, akan ada rasa nyeri saat menelan. Bila yang radang usus besar atau enteritis, maka gejala lokalnya adalah diare.

Tips menghadapi demam
Demam adalah gejala, mengobati demam dengan memberikan obat penurun panas hanya mengurangi gejala. Jadi sebenarnya seorang dokter dituntut untuk menemukan sumber penyebabnya. Tidak sekedar bersabar menahan bau badan penderita demam yang sebagian besar saat periksa belum mandi.
Penyebab dan gejala, dua-duanya harus diatasi. Mengatasi penyebab, berarti menuntaskan permasalahan dasar penyakit. Mengatasi gejala, berarti meringankan penderitaan pasien. Gejala penyakit mengakibatkan rasa tidak nyaman. Pada infeksi virus Influenza misalnya, problem utamanya adalah daya tahan tubuh yang turun. Maka usaha yang dilakukan adalah meningkatkan daya tahan tubuh pasien, misalnya meminta pasien untuk banyak istirahat, banyak mengonsumsi makanan bergizi dan buah-buahan. Pengobatan tradisional seperti kerokan juga bisa dilakukan. Penelitian terkini, kerokan dapat meningkatkan daya tahan tubuh, dengan jalan memacu tubuh untuk memroduksi zat-zat pemacu reaksi pertahanan tubuh yang dikenal dengan sitokin. Selain itu, juga memacu produksi morfin alami yang dihasilkan tubuh, membuat tubuh terasa nyaman. Untuk mengatasi demam saat ini sudah tersedia bermacam-macam obat penurun panas, dengan berbagai macam bentuk, mulai dari tablet, tablet kunyah hingga sirup. Pada bayi atau anak-anak batita (bawah tiga tahun) demam menjadi perhatian, terutama pada bayi yang mempunyai riwayat kejang yang dipicu oleh demam. Pada prinsipnya bayi atau batita ini, tidak tahan bila suhunya naik terlalu tinggi, bahkan kenaikan satu atau dua derajat saja sudah mampu memicu munculnya demam. Karena itu, bayi atau batita dengan kondisi seperti itu, masalah demam adalah masalah yang harus mendapatkan perhatian serius. Untuk kasus-kasus seperti ini, bila periksa ke dokter, harus diungkapkan kepada dokter mengenai riwayat adanya kejang yang dipicu oleh demam. Biasanya dokter selain memberikan obat turun panas, juga memberikan obat untuk pencegahan terjadinya demam.
Obat demam sudah kita bahas pada pembahasan kotak P3K, yaitu paracetamol tablet dengan dosis 500 mg, atau sirup dengan dosis 125 mg setiap 5 ml (satu sendok makan). Ada juga obat yang bentuknya tablet kunyah, kandungannya adalah ibuprofen 200 mg. Selain sediaan obat-obatan diminum, di pasar juga tersedia kompres dalam kemasan praktis.
Perhatian! Segera pergi ke dokter bila menjumpai hal-hal berikut :
1. Demam tinggi dan tidak turun dengan pengobatan sederhana di atas
2. Selain demam dijumpai lendir di hidung atau dahak batuk berwarna kuning / kehijauan / kemerahan atau nyeri tenggorokan atau nyeri di bagian telinga atau bertambah sesak nafas dan nyeri kepala
3. Demam disertai dengan diare dan muntah terus menerus, tidak berkurang dengan obat turun panas dan penggantian cairan sederhana (minum oralit atau gula garam)
4. Demam disertai mual muntah dan nyeri perut kiri bawah bagian depan; secepatnya pergi ke bagian gawat darurat karena ada kemungkinan appendicitis akut (sakit usus buntu).
5. Demam walaupun ringan disertai penurunan berat badan yang hebat (ditandai dengan baju yang mulai longgar atau kendor)  ada kemungkinan sakit TBC atau HIV/AIDS
6. Demam disertai dengan bercak-bercak merah merata di seluruh tubuh  kemungkinan campak (morbili atau dalam bahasa jawa gabagen)
7. Demam disertai gelembung-gelembung cairan bening kecil-kecil dengan dasar kulit kemerahan merata di seluruh tubuh  kemungkinan cacar air (varicella), bila lokal saja seperti separoh wajah, separoh bagian dada, punggung, lengan atau kaki  herpes zoster (dalam bahasa jawa dompo)
8. Demam disertai nyeri panas saat berkemih dan terasa pegel dan nyeri di pinggang kanan atau kiri  ada infeksi di saluran kemih bagian atas, bila bagian bawah saja hanya ada rasa nyeri saat berkemih.
9. Demam disertai dengan nyeri kepala hebat, muntah, dan leher kaku (dalam arti sesunguhnya), serta sensitif terhadap cahaya  radang / infeksi pada selaput otak
10. Demam tinggi dengan riwayat aktivitas fisik yang berat sebelumnya, atau berada di luar ruangan dalam suasana udara yang sangat panas dan biasanya penderita mengalami kebingungan  heat stroke  SEGERA bawa ke bagian gawat darurat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar