Sabtu, 11 Mei 2013

Health Hijack



Banyak hal dalam kehidupan kita yang merenggut kekuasaan kita atas diri kita terutama berkenaan dengan kesehatan kita sendiri. Tanpa disadari tiba-tiba saja seseorang melihat dirinya menjadi gemuk dan tidak berkuasa lagi untuk menurunkan berat badannya. Atau tanpa dirasakan pada saat pemeriksaan laboratorium banyak sekali parameter-parameter laboratorium darah yang tinggi (banyak “bintang”nya bila hasil parameter tinggi di lembar hasil pemeriksaan laboratorium dilabeli tanda “bintang”). Kemudian orang mulai bertanya “ada apa ini?” “mengapa harus saya mengalami keadaan seperti ini?” “mengapa semuanya begitu cepat terjadinya?” “mengapa saya tidak menyadarinya?” dan “mengapa saya tidak mempunyai kuasa atas akibat buruk bagi kesehatan saya ini?”. Orang tidak menyadari entah perilaku atau keadaan yang begitu menguasai dirinya, tetapi perilaku atau keadaan tersebut berakibat buruk bagi kesehatannya. Inilah inti gagasan dalam buku ini. Gagasan tentang ketidakberdayaan terhadap sesuatu dari luar diri kesadarannya, tetapi menjadi bagian utama yang menguasai dirinya, laksana pembajak yang begitu menguasai psikologis penumpang dan membuat penumpang tersebut tidak berdaya. Sebagaimana awak penumpang pesawat yang dibajak oleh segelintir orang pembajak, umumnya berada dalam keadaan tidak berdaya, ketakutan dan kengerian. Penumpang dalam keadaan tidak mempunyai kekuasaan atas dirinya sendiri, tidak memiliki lagi kebebasan menentukan pilihan-pilihan dan tidak mampu lagi berbuat sesuatu untuk kebaikan dirinya sendiri. Namun demikian para penumpang masih mempunyai peluang untuk lolos dari upaya pembajakan. Gagasan ini secara tersirat telah saya sebutkan dalam buku saya sebelumnya[1]. Di situ saya ingin menunjukkan kepada Anda bagaimana tidak berdayanya kita terhadap warisan genetik berkenaan dengan masalah kesehatan pada tubuh biologis kita. Dalam buku itu, saya menganjurkan kepada Anda untuk membuat pohon keluarga Anda sendiri beserta penyakit-penyakit yang menghinggapi keluarga besar biologis kita. Izinkan saya untuk menampilkan kembali gambar pohon keluarga saya dengan modifikasi perkembangan terkini saat saya menulis buku ini, yakni ibu saya yang baru saja meninggal karena penyakit diabetes melitus yang lebih dari dua puluh tahun beliau derita (gambar 1). 
Gambar 1. Pohon keluarga saya dan berbagai penyakit yang “berkuasa” di keluarga saya. Saya = saya sendiri, penulis buku ini. gambar kotak adalah simbol laki-laki, sedangkan lingkaran simbol dari perempuan. Banyak anggota keluarga ayah termasuk ayah saya sendiri menderita hipertensi dan CVA. Sedangkan di keluarga ibu, tak satupun dari anggota keluarga ibu yang lolos dari “cengkeraman” diabetes melitus, atau biasa dikenal orang awam dengan penyakit kencing manis. 

Dari pohon keluarga ini saya ingin menunjukkan satu dari sekian banyak faktor yang “membajak” kekuasaan kita atas kesehatan kita yaitu faktor genetik. Dari pohon keluarga saya dan penyakit-penyakit yang diderita oleh leluhur saya, terlihat secara genetik saya dan saudara kandung saya yang lain berada dalam risiko tinggi untuk menderita penyakit diabetes melitus, hipertensi dan penyakit cerebrovascular accident atau yang biasa dikenal sebagai stroke.  Coba Anda perhatikan sekali lagi gambar pohon keluarga tersebut, Anda akan mempunyai pikiran bahwa tak satupun dari saudara kandung ibu saya yang dapat lolos dari “cengkeraman” penyakit diabetes melitus. TIDAK ADA SATUPUN! Seolah ingin mengatakan kepada Anda, keluarga satu kandung ibu saya secara genetik biologis telah “terbajak” oleh penyakit diabetes melitus. Tak satu pun yang lolos dari “pembajakan” diabetes melitus, bahkan mematikan!
Dalam buku ini, di bagian selanjutnya akan saya tunjukkan kepada Anda, berbagai keadaan lain yang mampu membajak kesehatan kita dan membuat kita tidak berkuasa secara penuh lagi untuk merubahnya. Saya mengklasifikasikan para “pembajak” menjadi dua bagian besar yaitu faktor genetik-biologis-psikologis dalam, sebagaimana yang sudah saya uraikan sebelumnya dan yang kedua adalah lingkungan biopsikososial kita (gambar 2).
 
Gambar 2. Jenis-jenis asal-usul pembajak kesehatan. Ada berasal dari dunia dalam tubuh kita sendiri, yang berasal dari tubuh kita sendiri bisa merupakan unsur genetik yang mempengaruhi fungsi sel, jaringan dan organ di tingkat molekuler atau unsur psikologis kita sehingga mempengaruhi fungsi kesehatan kita. Ada pula yang berasal dari dunia luar yakni bisa berasal dari orang-orang terdekat kita, keluarga kita, maupun pengaruh dari lingkungan sosial budaya dan politik tempat kita hidup.

Ingin saya tambahkan tentang pembajak jenis pertama, misalnya tinggi badan ibu kurang dari 160 cm untuk orang Eropa membuat anaknya berisiko gagal tumbuh lebih tinggi dari pada ibu yang tinggi badannya lebih. Untuk orang Asia, batas kritis tinggi yang menentukan “nasib” kesehatan anaknya di kemudian hari adalah 140 cm. Kondisi kelaparan saat kehamilan ternyata membuat si anak yang dikandungnya “bernasib kesehatan” buruk, usia berisiko untuk menderita penyakit degeneratif seperti hipertensi, stroke, diabetes dan penyakit jantung 15 – 20 tahun lebih dini. Jadi, mereka yang saat dikandungan, ibunya mengalami kelaparan berisiko untuk menderita penyakit degeneratif dimulai pada usia 30 tahun. Bandingkan dengan populasi pada umumnya dimana usia berisiko untuk menderita penyakit degeneratif dimulai pada usia 50 tahun! Jadi peristiwa pembajakannya adalah ketika seseorang dalam kandungan ibunya dia tidak berkuasa sama sekali terhadap lingkungan internal dalam rahim ibu yang serba kekurangan yang akhirnya merubah secara mendasar sel-sel tubuh mereka menjadi kecil secara volume dan aktivitas seluler molekuler mereka menurun sesuai bahan-bahan gizi yang tersedia di lingkungan molekulernya. Perubahan mendasar inilah yang menentukan “nasib” kesehatan seseorang di kemudian hari.
Gerombolan pembajak kesehatan jenis kedua adalah berada di luar diri kita. Pembajak jenis ini bisa jadi merupakan atau berada di lingkungan keluarga kita, teman dekat kita atau bahkan lingkungan luar yang tidak ada hubungannya sama sekali dengan kita. Nicholas Christakis dan James H. Fowler[2] menunjukkan kepada kita bagaimana teman dekat yang gemuk punya andil kuat dalam membuat tubuh kita menjadi gemuk. Pengaruh ini lebih kuat daripada pengaruh pasangan suami atau istri lebih gemuk duluan atau bahkan saudara / saudari kembarnya yang juga gemuk duluan. Jadi kalau kita melihat atau membersamai proses perubahan teman dekat kita menjadi gemuk, maka kondisi ini mempunyai pengaruh kuat dalam membuat kita ikut-ikutan menjadi gemuk seperti yang telah dicapai oleh teman dekat kita. Pembajak utama dalam hal ini adalah teman dekat yang masih aktif berinteraksi dengan kita, tetapi mereka mengalami perubahan mendasar dalam ukuran tubuh mereka yang tanpa mereka sadari berubah menjadi gemuk. Bila kita dikelilingi dan dibersamai oleh teman-teman dekat yang mengalami perubahan mendasar dalam ukuran berat badan mereka, disinilah peristiwa pembajakan dimulai.
Kalau teman dekat peran pembajakannya kemungkinan besar secara aktif, karena tanpa disadari mereka berperan besar dalam membentuk cara kita bersikap dan berperilaku. Selanjutnya inilah pembajak yang pasif, yaitu bila dalam radius 1,5 mil dari lingkungan sekitar sekolah dasar terdapat restoran fast food maka ini juga memberikan pengaruh besar pada siswa/siswi sekolah dasar tersebut untuk menjadi gemuk.
Ada hal menarik mengenai salah satu pelaku pembajak kesehatan yang berasal dari luar tubuh kita, yaitu si juru masak yang memasak masakan Anda sehari-hari. Diam-diam suasana hati mereka lah yang menentukan sehat sakitnya Anda. Ada pula jenis pembajak luar lainnya, adalah satu gerombolan kawanan yang mungkin tidak saling dekat satu sama lain tetapi membentuk suatu pola khusus dan ini mempunyai andil dalam mengekalkan infeksi menular seksual pada masing-masing anggotanya. Perilaku pembajak ini berbeda dengan kebanyakan orang pada umumnya. Pembajak gerombolan kawanan tersebut adalah jejaring seksual atau sexual network, yakni pola hubungan rumit tetapi berujung pada hubungan seksual dan yang jelas melibatkan banyak pasangan saling terhubung satu sama lain. Infeksi menular seksual di “komunitas” ini seringkali membuat pusing dokter kesehatan masyarakat karena tidak kunjung reda apalagi berhenti sama sekali. Siapakah “komunitas” itu? Anda mungkin sangat terkejut dengan contoh yang akan saya uraikan nanti di pembahasan bab tersebut. Mereka adalah orang-orang peralihan antara remaja dan dewasa dan masih berstatus SMA! Mereka adalah pelajar SMA sekolah ternama di Amerika Serikat, dan bahkan orang tua mereka sendiri tidak percaya putri-putri mereka atau putra-putra mereka melakukan hal tersebut. Bahkan para orang tua tersebut tetap menyakini putri atau putra mereka adalah anak yang baik dan taat pada agama! Prinsip pembajakannya adalah anak-anak SMA ini terperangkap dalam perilaku seksual yang mencengkeram mereka sendiri hingga mereka tidak punya kekuasaan lagi atas mereka sendiri untuk keluar dari perilaku jejaring seksual tersebut, dan celakanya infeksi menular seksual yang merugikan kesehatan mereka sendiri tidak kunjung pergi dari komunitas tersebut.
Tidak semua yang berada di luar kita membahayakan kita. Tidak sedikit diantaranya justru melindungi dan menumbuhkan kesehatan kita. Dalam buku ini, saya menyajikan tiga contoh komunitas yang mempunyai pengaruh positif bagi kesehatan individu-individu yang berada di dalamnya. Kisah menarik dan inspirasional yakni usaha mengentaskan anak-anak Vietnam dari ancaman gizi buruk karena sosial ekonomi yang rendah. Ternyata pendekatan komunitas yang saya sebut sebagai “fakultas kedokteran” hidup yang melibatkan 256 desa dan 2,2 juta orang ibu-ibu. Sebuah perjuangan komunitas yang luar biasa! Demikian juga dengan komunitas Roseto di Amerika Serikat, dengan karakteristik yang unik membuat masyarakat ini bersifat protektif bagi warganya dari penyakit jantung yang mematikan. Komunitas ketiga yang saya sajikan dalam buku ini adalah komunitas prolanis Askes diabetes di Solo. Komunitas ini telah berhasil membuat anggota-anggotanya yang merupakan penderita diabetes melitus bisa mencapai keadaan yang sehat semaksimal yang bisa mereka capai.


Prinsip-prinsip umum menghadapi pembajak kesehatan kita
Dari berbagai karakteristik para pembajak yang secara umum telah diklasifikasikan sebagai pembajak yang berasal dari dalam dan pembajak yang berasal dari luar, maka berikut saya sajikan SATU prinsip “nol” dan EMPAT prinsip umum dalam menghadapi pembajak yang mempunyai kemampuan merenggut kuasa kita atas usaha kita untuk memproduksi kesehatan. Satu prinsip (prinsip ke “nol) dan empat prinsip tersebut meliputi :
Prinsip ke “nol” menghindari atau mencegah terjadinya pembajakan. Ini adalah cara termurah dan termudah, permasalahannya membutuhkan komitmen yang kuat. Jauh-jauh hari sebelum terjadinya “kecanduan” perilaku tertentu yang membajak, menghindarinya atau tidak melakukan perilaku tertentu tersebut.
1.      Menghindari konfrontasi.
Pembajak dari sebab genetik atau keturunan adalah sangat kuat. Tidak ada yang bisa dilakukan untuk merubah genetik kita. Yang bisa kita rubah adalah memodifikasi lingkungan dan perilaku kita sehingga kecenderungan genetik tersebut tidak muncul. Pembajak dari lingkungan, juga sama caranya dengan menghindari konfrontasi, biasanya mereka para pembajak dari lingkungan dan perilaku itu juga kuat. Semakin kuat Anda bertekad melakukan perlawanan semakin Anda tercebur dalam pengaruh pembajak. Misalnya saya sudah gemuk, semakin kuat keinginan untuk melakukan diet ketat, semakin besar peluang untuk gagalnya. Yang benar adalah perubahan dan modifikasi diet itu dilakukan secara bertahap. Dan secara bertahap pula melakukan aktivitas fisik agar lemak yang menempel di tubuh kita terbakar kalorinya. Tidak langsung melakukan jogging, tetapi dimulai dengan aktivitas jalan biasa dan membuat target maksimalnya jalan cepat secara rutin.
2.      Keluar dari zona pengaruh pembajak.
Pada prinsip ini, pertama kita harus sadar dulu bahwa kita telah dibajak. Selanjutnya setelah sadar, dalam benak kita mulai kita tanamkan bahwa keadaan ini bukan “diriku yang sebenarnya dan saya bisa menjadi diri saya sendiri yang sejatinya”. Setelah itu secara sadar kita meniatkan diri dengan keinginan yang kuat akan keluar dari zona pengaruh pembajak.
3.      Mencari dan membangun “pembajak” baru yang mempunyai pengaruh positif bagi kesehatan kita.
Setelah kita sadar dan berkeinginan kuat, maka selanjutnya mencari penguat dari luar agar penguat dari luar menjadi “pembajak” baru yang mengarahkan dan menguatkan kita akan perilaku yang baik.
4.      Mempertahankan agar kita dalam posisi mendapatkan pengaruh kuat dari “kawanan pembajak” yang mempunyai pengaruh positif bagi kesehatan kita.
Prinsip ke “nol” dan keempat prinsip ini selanjutnya insyaAllah akan menyertai dan menjadi acuan di setiap pembahasan topik di buku ini.


[1] “Menjadi dokter pribadi di rumah sendiri” penerbit Hasanah Media 2010
[2] Nicholas A. Christakis, M.D., Ph.D., M.P.H., and James H. Fowler, Ph.D., The Spread of Obesity in a Large Social Network over 32 Years, New England Journal of Medicine 357;4 www.nejm.org july 26, 2007