Rabu, 16 Februari 2011

Perceraian dan Hubungan Seks di Luar Nikah bagi Anak Remaja

Serombongan peneliti kesehatan masyarakat dan penyakit menular seksual dan bidang-bidang kesehatan lainnya yang terdiri dari Mee-Lian Wong, Roy Kum-Wah Chan, David Koh, Hiok-Hee Tan, Fong-Seng Lim, Shanta Emmanuel and George Bishop[1] meneliti perilaku hubungan seksual pra nikah pada 500 remaja di Klinik Penyakit Menular Seksual di Singapura. 500 remaja yang lain digunakan sebagai kontrol dengan kesesuaian umur, jenis kelamin, dan etnisitas.

Faktor independen yang berpeluang signifikan pada remaja pria sebagai pendorong untuk melakukan hubungan seks pra nikah adalah menonton pornografi sebanyak 5,82 kali, disusul kurang percaya diri melawan tekanan sebanyak 3,84 kali, adanya persepsi bahwa lebih dari separoh teman mereka telah berhubungan seksual 3,34 kali, sikap permisif terhadap seks pra nikah 3,41 kali, keterlibatan dalam akitivitas gang 3,45 kali, peminum 1,77 kali, merokok 1,91 kali dan tinggal di lingkungan perumahan kumuh 3,25 kali.

Untuk remaja putri faktor tambahan yang memperbesar peluang melakukan seks pra nikah adalah pengalaman pelecehan seksual (sexual abuse) sebesar 7,81 kali, DO dari sekolah peluangnya 2,72 kali, kurang percaya diri melawan tekanan sebaya dan sikap permisif 5,56 kali.

Di Singapura, bagi remaja pria peluang melakukan seks pra nikah naik 5,82 kali bila suka nonton pornografi, 3,84 kali bila kurang percaya diri melawan tekanan teman, 3,34 kali bila punya persepsi separoh temannya telah melakukan seks pra nikah, 3,45 kali bila terlibat aktivitas geng, 1,77 kali bila peminum, 1,91 kali bila perokok, 3,25 kali bila tinggal di pemukiman kumuh, dan peluang kasar naik sebanyak 3,89 kali bila orang tuanya bercerai.

Bagi remaja putri peluang berhubungan seks pra nikah naik sebanyak 7,81 kali bila sebelumnya mempunyai pengalaman sexual abuse (pelecehan seks), 2,72 kali bila dikeluarkan dari sekolah, 5,56 kali bila kurang percaya diri melawan tekanan teman sebaya, dan peluang kasar naik sebanyak 4,06 kali bila orang tuanya bercerai

Mengenai perceraian pada penghitungan rasio peluang kasar pada remaja putri mempunyai pengaruh sebanyak 4,06 kali terhadap perilaku seks pra nikah. Sedangkan pada remaja pria, perceraian juga mempunyai pengaruh yang bermakna pada hubungan seks pra nikah sebanyak 3,89 kali.

Jadi, kalau majalah Play Boy atau media pornografi diperbolehkan beredar atau diakses secara bebas baik secara on line maupun secara darat, bisa meningkatkan peluang kejadian seks pra nikah pada remaja-remaja kita. Atau kita ikut membicarakan bahwa sebagian besar remaja telah melakukan seks pra nikah, maka juga memperbesar jumlah remaja yang meyakini persepsi seperti itu dan akan makin meningkatkan peluang kejadian seks pra nikah di kalangan remaja. Karena itu, mungkin tidak usah menjadi pembicaraan di depan publik mengenai banyaknya remaja yang melakukan seks pra nikah.



[1] Wong, M.L., Chan, R.K.W., Koh, D., Tan, H.H., Lim, F.S., Emmanuel, S., and Bishop, G. (2009), Premarital Sexual Intercourse Among Adolescents in an Asian Country: Multilevel Ecological Factors Pediatrics;124;e44-e52

Tidak ada komentar:

Posting Komentar