Jumat, 24 Desember 2010

Apakah Anda punya sejarah "SEHAT"?

Berikut ini adalah pohon keluarga saya, wah buka-bukaan rahasia keluarga nih. Saya sarankan Anda juga membuat genogram (pohon keluarga) dengan penyakit-penyakit yang diderita keluarga Anda. Dengan melihat pohon keluarga beserta penyakit yang diderita keluarga ini, maka akan dapat terlihat dengan jelas penyakit-penyakit apa yang rentan Anda derita.


Pada kasus saya ini, berarti saya rentan menderita hipertensi, stroke dari jalur bapak dan rentan menderita diabetes mellitus dari jalur ibu. Berarti saya ini adalah pertemuan dari dua kecenderungan penyakit keluarga yaitu hipertensi yang berakibat stroke serta diabetes mellitus. Nah, setelah tahu titik rentan penyakit yang ada dalam keluarga, selanjutnya kita membuat perencanaan kesehatan untuk diri kita.

Adanya peluang diabetes mellitus yang tinggi di keluarga saya, berarti agar tidak jatuh dalam penyakit diabetes mellitus, saya harus membuat pembatasan mengenai jumlah kalori dalam diet tidak boleh melebihi kebutuhan harian aktivitas sehari-sehari. Apalagi saya sekarang sudah tidak lagi masuk dalam fase pertumbuhan. Sebenarnya sih juga masih mengalami pertumbuhan, hanya saja untuk mengukur tinggi badannya harus dalam posisi tubuh telentang, biar ketahuan pertambahan tinggi badannya.. hallah.

Hal lain selain pembatasan diet, juga yang tidak kalah penting adalah olah raga. Nanti lebih lengkapnya akan kita lihat dalam pola hidup sehat…sabar dulu ya.

Intinya, untuk mengurangi resiko terjadinya penyakit diabetes mellitus dalam diri saya, adalah jangan sampai tubuh saya menjadi obese alias gendut. Banyak ukuran yang menyatakan obese tidaknya seseorang. Secara rumus sederhana, begini, berat badan ideal sama dengan tinggi badan dikurangi seratus, hasilnya dikurangi sepuluh persen dari hasil tersebut. Bingung kan.

Misalnya tinggi badan saya 174 cm, berarti 174 – 100 = 74. 74 dikurangi 10 persen dari 74. Jadi 74 – 7,4 = 66.6 dibulatin dikit jadi 67 kg. Saat ini berat badan saya 83 kg berarti saya termasuk obese, saya mengalami kelebihan 23 persen dari berat badan ideal saya. Inilah yang menjadi masalah saya. Saya harus berusaha menurunkan 23 persen kelebihan berat badan.

Untuk mengurangi resiko hipertensi dari banyaknya leluhur keluarga yang menderita hipertensi dan berakhir stroke, dan dengan melihat tekanan darah saya yang saat ini masih dalam batas normal 120/80 mmHg, beberapa hal yang harus saya upayakan. Salah satu dari sekian banyak faktor resiko keluarga yang menyebabkan hipertensi dari jalur bapak adalah hampir semua saudara bapak itu karakternya bertipe temperamental. Mudah emosional. Dengan menyadari hal ini, berarti saya tidak boleh terlalu emosional dalam menyikapi masalah-masalah yang saya hadapi dalam kehidupan sehari-hari saya.

Nah.. jadi jelas kan. Bahwa dengan melihat siapa diri kita. Dengan kita melakukan “audit” kesehatan keluarga kita terutama dari leluhur-leluhur biologis kita, maka dari sana kita akan membuat perencanaan tentang apa yang harus kita lakukan untuk mengoptimalkan jumlah dan kualitas hari-hari sehat yang akan kita lalui hingga kita berusia lanjut nanti. Awal usaha untuk perencanaan kesehatan itu adalah mengetahui usaha-usaha pencegahan dari penyakit-penyakit keluarga yang bisa kita cegah. Ada juga sih, tetapi sangat jarang penyakit keluarga yang tidak bisa dicegah seperti thalasemia. Hanya bisa dicegah pada saat konseling pra nikah dengan merunut pohon keluarga leluhur sampai 2 hingga 3 generasi termasuk memelototin jenis-jenis penyakit yang diderita keluarga. Kalau ada thalasemia yang diderita dari kedua keluarga yang mau menikah, sangat baik apabila kedua calon itu tidak meneruskan hubungan serius lebih lanjut menuju pernikahan, yang nantinya akan memperbesar peluang menderita penyakit tersebut pada anak-anak yang dilahirkan dari hasil pernikahan itu. Sadis benar ya… tapi dengan melihat hak sehat dari anak turun hasil pernikahan….membatalkan pernikahan adalah langkah yang paling adil.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar