Pada gambar 10 dengan jelas menunjukkan dua kelompok dari lingkungan jejaring sosial yang berbeda yang membuat anggotanya mempunyai peluang yang berbeda untuk menjadi gemuk. Lingkungan jejaring gemuk mendorong anggotanya tumbuh menjadi gemuk lebih besar. Sedangkan lingkungan jejaring langsing malah sebaliknya.
Kemungkinan lainnya adalah dengan mengacu pada penelitian Mummery et al (2007) di Australia[1], dimana mereka dalam komunitas yang cenderung “individualis” atau modal sosial[2] rendah mempunyai kecenderungan dalam membuat warganya jarang berolahraga atau dalam bahasa Inggris disebut dengan physical inactivity. Istilah terakhir inilah yang membuat seseorang berpeluang besar mengalami obesitas alias kegemukan alias gembrot. Penelitian lain menyebutkan bahwa lingkungan sekolah dimana dalam radius 1 mil (1,5 km) terdapat restoran fast food, ternyata secara signifikan membuat siswa-siswa di sekolah itu untuk mengalami gemuk, dibandingkan dengan sekolah yang tidak ada restoran fast food.[3]
[1] Mummery, W.K., Lauder, W., Schofield, G., Caperchione, C., (2008) Associations between physical inactivity and a measure of social capital in a sample of Quennsland adult; Journal of Science and Medicine in Sport; Jun; 11, 3; ProQuest Medical Library pg. 308
[2] Modal sosial adalah “lem” dalam masyarakat, masyarakat yang individualis misalnya di lingkungan perumahan berpagar tinggi, kurang sosialisasi antar tetangga dan jarang atau bahkan tidak ada organisasi sosialnya seperti PKK, posyandu, RT dsb, termasuk memiliki modal sosial yang rendah. Modal sosial telah dijelaskan lebih mendetil di buku “Menjadi Dokter Pribadi di Rumah Sendiri” dengan penerbit Khasanah Media tahun 2010
[3] Davis, B., Carpenter, C (2009) Proximity of Fast-Food Restaurants to Schools and Adolescent Obesity, Am J of Public Health, March Vol 99, No. 3
[1] Christakis, N.A., Fowler, J.H., (2007)The Spread of Obesity in a Large Social Network over 32 Years, New England Journal of Medicine, 357:370-9
Tidak ada komentar:
Posting Komentar