Kamis, 30 Juni 2011

Teman Anda Menentukan Bentuk Tubuh Anda!

Hasil kerja penelitian yang luar biasa dari Nicholas A. Christakis and James H. Flower, melakukan pengamatan sejak tahun 1971 sampai dengan tahun 2003 (selama 25 tahun) melibatkan 12.067 orang, mendapatkan kesimpulan lingkungan jejaring sosial seseorang mempengaruhi gemuk tidaknya seseorang[1]. Maksudnya adalah bila Anda sehari-hari dalam lingkungan orang-orang yang gemuk, maka peluang Anda untuk gemuk akan besar. Bukan karena tertular karena berinteraksi secara fisik, melainkan perilaku-perilaku makan makanan besar dan camilan yang mereka akrabi setiap hari juga perilaku latihan fisik yang rendah juga memperbesar peluang itu. Lebih detil hasil penelitian mereka berdua adalah peluang seseorang menjadi gemuk meningkat 57 % bila mempunyai satu teman yang gemuk, bila satu saudara kandung gemuk, maka peluang seseorang untuk gemuk adalah 40 %, sedangkan bila salah satu pasangan suami istri gemuk, peluang pasangannya untuk menjadi gemuk adalah sebesar 37 %. Tetapi efek ini tidak berpengaruh pada tetangga di lingkungan geografis yang dekat. Dapat disimpulkan di sini, bentuk tubuh “sahabat” Anda menentukan ukuran dan bentuk tubuh Anda.

Pada gambar 10 dengan jelas menunjukkan dua kelompok dari lingkungan jejaring sosial yang berbeda yang membuat anggotanya mempunyai peluang yang berbeda untuk menjadi gemuk. Lingkungan jejaring gemuk mendorong anggotanya tumbuh menjadi gemuk lebih besar. Sedangkan lingkungan jejaring langsing malah sebaliknya.

Kemungkinan lainnya adalah dengan mengacu pada penelitian Mummery et al (2007) di Australia[1], dimana mereka dalam komunitas yang cenderung “individualis” atau modal sosial[2] rendah mempunyai kecenderungan dalam membuat warganya jarang berolahraga atau dalam bahasa Inggris disebut dengan physical inactivity. Istilah terakhir inilah yang membuat seseorang berpeluang besar mengalami obesitas alias kegemukan alias gembrot. Penelitian lain menyebutkan bahwa lingkungan sekolah dimana dalam radius 1 mil (1,5 km) terdapat restoran fast food, ternyata secara signifikan membuat siswa-siswa di sekolah itu untuk mengalami gemuk, dibandingkan dengan sekolah yang tidak ada restoran fast food.[3]


[1] Mummery, W.K., Lauder, W., Schofield, G., Caperchione, C., (2008) Associations between physical inactivity and a measure of social capital in a sample of Quennsland adult; Journal of Science and Medicine in Sport; Jun; 11, 3; ProQuest Medical Library pg. 308

[2] Modal sosial adalah “lem” dalam masyarakat, masyarakat yang individualis misalnya di lingkungan perumahan berpagar tinggi, kurang sosialisasi antar tetangga dan jarang atau bahkan tidak ada organisasi sosialnya seperti PKK, posyandu, RT dsb, termasuk memiliki modal sosial yang rendah. Modal sosial telah dijelaskan lebih mendetil di buku “Menjadi Dokter Pribadi di Rumah Sendiri” dengan penerbit Khasanah Media tahun 2010

[3] Davis, B., Carpenter, C (2009) Proximity of Fast-Food Restaurants to Schools and Adolescent Obesity, Am J of Public Health, March Vol 99, No. 3


[1] Christakis, N.A., Fowler, J.H., (2007)The Spread of Obesity in a Large Social Network over 32 Years, New England Journal of Medicine, 357:370-9

Tidak ada komentar:

Posting Komentar