Banyak hal dalam kehidupan kita yang merenggut kekuasaan
kita atas diri kita terutama berkenaan dengan kesehatan kita sendiri. Tanpa
disadari tiba-tiba saja seseorang melihat dirinya menjadi gemuk dan tidak
berkuasa lagi untuk menurunkan berat badannya. Atau tanpa dirasakan pada saat
pemeriksaan laboratorium banyak sekali parameter-parameter laboratorium darah
yang tinggi (banyak “bintang”nya bila hasil parameter tinggi di lembar hasil
pemeriksaan laboratorium dilabeli tanda “bintang”). Kemudian orang mulai
bertanya “ada apa ini?” “mengapa harus saya mengalami keadaan seperti ini?”
“mengapa semuanya begitu cepat terjadinya?” “mengapa saya tidak menyadarinya?”
dan “mengapa saya tidak mempunyai kuasa atas akibat buruk bagi kesehatan saya
ini?”. Orang tidak menyadari entah perilaku atau keadaan yang begitu menguasai
dirinya, tetapi perilaku atau keadaan tersebut berakibat buruk bagi
kesehatannya. Inilah inti gagasan dalam buku ini. Gagasan tentang
ketidakberdayaan terhadap sesuatu dari luar diri kesadarannya, tetapi menjadi
bagian utama yang menguasai dirinya, laksana pembajak yang begitu menguasai
psikologis penumpang dan membuat penumpang tersebut tidak berdaya. Sebagaimana
awak penumpang pesawat yang dibajak oleh segelintir orang pembajak, umumnya
berada dalam keadaan tidak berdaya, ketakutan dan kengerian. Penumpang dalam
keadaan tidak mempunyai kekuasaan atas dirinya sendiri, tidak memiliki lagi
kebebasan menentukan pilihan-pilihan dan tidak mampu lagi berbuat sesuatu untuk
kebaikan dirinya sendiri. Namun demikian para penumpang masih mempunyai peluang
untuk lolos dari upaya pembajakan. Gagasan ini secara tersirat telah saya
sebutkan dalam buku saya sebelumnya[1]. Di situ
saya ingin menunjukkan kepada Anda bagaimana tidak berdayanya kita terhadap
warisan genetik berkenaan dengan masalah kesehatan pada tubuh biologis kita.
Dalam buku itu, saya menganjurkan kepada Anda untuk membuat pohon keluarga Anda
sendiri beserta penyakit-penyakit yang menghinggapi keluarga besar biologis
kita. Izinkan saya untuk menampilkan kembali gambar pohon keluarga saya dengan
modifikasi perkembangan terkini saat saya menulis buku ini, yakni ibu saya yang
baru saja meninggal karena penyakit diabetes melitus yang lebih dari dua puluh
tahun beliau derita (gambar 1).
Gambar 1. Pohon keluarga saya dan berbagai penyakit yang
“berkuasa” di keluarga saya. Saya = saya sendiri, penulis buku ini. gambar
kotak adalah simbol laki-laki, sedangkan lingkaran simbol dari perempuan.
Banyak anggota keluarga ayah termasuk ayah saya sendiri menderita hipertensi
dan CVA. Sedangkan di keluarga ibu, tak satupun dari anggota keluarga ibu yang
lolos dari “cengkeraman” diabetes melitus, atau biasa dikenal orang awam dengan
penyakit kencing manis.
Dari pohon keluarga ini saya ingin menunjukkan satu dari
sekian banyak faktor yang “membajak” kekuasaan kita atas kesehatan kita yaitu
faktor genetik. Dari pohon keluarga saya dan penyakit-penyakit yang diderita
oleh leluhur saya, terlihat secara genetik saya dan saudara kandung saya yang
lain berada dalam risiko tinggi untuk menderita penyakit diabetes melitus,
hipertensi dan penyakit cerebrovascular accident atau yang biasa dikenal
sebagai stroke. Coba Anda perhatikan
sekali lagi gambar pohon keluarga tersebut, Anda akan mempunyai pikiran bahwa tak
satupun dari saudara kandung ibu saya yang dapat lolos dari “cengkeraman”
penyakit diabetes melitus. TIDAK ADA SATUPUN! Seolah ingin mengatakan kepada
Anda, keluarga satu kandung ibu saya secara genetik biologis telah “terbajak”
oleh penyakit diabetes melitus. Tak satu pun yang lolos dari “pembajakan”
diabetes melitus, bahkan mematikan!
Dalam buku ini, di bagian selanjutnya akan saya tunjukkan
kepada Anda, berbagai keadaan lain yang mampu membajak kesehatan kita dan
membuat kita tidak berkuasa secara penuh lagi untuk merubahnya. Saya mengklasifikasikan
para “pembajak” menjadi dua bagian besar yaitu faktor genetik-biologis-psikologis
dalam, sebagaimana yang sudah saya uraikan sebelumnya dan yang kedua adalah
lingkungan biopsikososial kita (gambar 2).
Gambar 2. Jenis-jenis asal-usul pembajak kesehatan. Ada berasal
dari dunia dalam tubuh kita sendiri, yang berasal dari tubuh kita sendiri bisa
merupakan unsur genetik yang mempengaruhi fungsi sel, jaringan dan organ di
tingkat molekuler atau unsur psikologis kita sehingga mempengaruhi fungsi
kesehatan kita. Ada pula yang berasal dari dunia luar yakni bisa berasal dari
orang-orang terdekat kita, keluarga kita, maupun pengaruh dari lingkungan
sosial budaya dan politik tempat kita hidup.
Ingin saya tambahkan tentang pembajak jenis pertama,
misalnya tinggi badan ibu kurang dari 160 cm untuk orang Eropa membuat anaknya
berisiko gagal tumbuh lebih tinggi dari pada ibu yang tinggi badannya lebih.
Untuk orang Asia, batas kritis tinggi yang menentukan “nasib” kesehatan anaknya
di kemudian hari adalah 140 cm. Kondisi kelaparan saat kehamilan ternyata
membuat si anak yang dikandungnya “bernasib kesehatan” buruk, usia berisiko
untuk menderita penyakit degeneratif seperti hipertensi, stroke, diabetes dan
penyakit jantung 15 – 20 tahun lebih dini. Jadi, mereka yang saat dikandungan,
ibunya mengalami kelaparan berisiko untuk menderita penyakit degeneratif
dimulai pada usia 30 tahun. Bandingkan dengan populasi pada umumnya dimana usia
berisiko untuk menderita penyakit degeneratif dimulai pada usia 50 tahun! Jadi
peristiwa pembajakannya adalah ketika seseorang dalam kandungan ibunya dia
tidak berkuasa sama sekali terhadap lingkungan internal dalam rahim ibu yang
serba kekurangan yang akhirnya merubah secara mendasar sel-sel tubuh mereka
menjadi kecil secara volume dan aktivitas seluler molekuler mereka menurun
sesuai bahan-bahan gizi yang tersedia di lingkungan molekulernya. Perubahan
mendasar inilah yang menentukan “nasib” kesehatan seseorang di kemudian hari.
Gerombolan pembajak kesehatan jenis kedua adalah berada di
luar diri kita. Pembajak jenis ini bisa jadi merupakan atau berada di
lingkungan keluarga kita, teman dekat kita atau bahkan lingkungan luar yang
tidak ada hubungannya sama sekali dengan kita. Nicholas Christakis dan James H.
Fowler[2] menunjukkan
kepada kita bagaimana teman dekat yang gemuk punya andil kuat dalam membuat
tubuh kita menjadi gemuk. Pengaruh ini lebih kuat daripada pengaruh pasangan
suami atau istri lebih gemuk duluan atau bahkan saudara / saudari kembarnya
yang juga gemuk duluan. Jadi kalau kita melihat atau membersamai proses
perubahan teman dekat kita menjadi gemuk, maka kondisi ini mempunyai pengaruh
kuat dalam membuat kita ikut-ikutan menjadi gemuk seperti yang telah dicapai
oleh teman dekat kita. Pembajak utama dalam hal ini adalah teman dekat yang
masih aktif berinteraksi dengan kita, tetapi mereka mengalami perubahan
mendasar dalam ukuran tubuh mereka yang tanpa mereka sadari berubah menjadi
gemuk. Bila kita dikelilingi dan dibersamai oleh teman-teman dekat yang
mengalami perubahan mendasar dalam ukuran berat badan mereka, disinilah peristiwa
pembajakan dimulai.
Kalau teman dekat peran pembajakannya kemungkinan besar
secara aktif, karena tanpa disadari mereka berperan besar dalam membentuk cara
kita bersikap dan berperilaku. Selanjutnya inilah pembajak yang pasif, yaitu
bila dalam radius 1,5 mil dari lingkungan sekitar sekolah dasar terdapat
restoran fast food maka ini juga memberikan pengaruh besar pada siswa/siswi
sekolah dasar tersebut untuk menjadi gemuk.
Ada hal menarik mengenai salah satu pelaku pembajak
kesehatan yang berasal dari luar tubuh kita, yaitu si juru masak yang memasak
masakan Anda sehari-hari. Diam-diam suasana hati mereka lah yang menentukan
sehat sakitnya Anda. Ada pula jenis pembajak luar lainnya, adalah satu
gerombolan kawanan yang mungkin tidak saling dekat satu sama lain tetapi
membentuk suatu pola khusus dan ini mempunyai andil dalam mengekalkan infeksi
menular seksual pada masing-masing anggotanya. Perilaku pembajak ini berbeda
dengan kebanyakan orang pada umumnya. Pembajak gerombolan kawanan tersebut
adalah jejaring seksual atau sexual network, yakni pola hubungan rumit tetapi
berujung pada hubungan seksual dan yang jelas melibatkan banyak pasangan saling
terhubung satu sama lain. Infeksi menular seksual di “komunitas” ini seringkali
membuat pusing dokter kesehatan masyarakat karena tidak kunjung reda apalagi
berhenti sama sekali. Siapakah “komunitas” itu? Anda mungkin sangat terkejut
dengan contoh yang akan saya uraikan nanti di pembahasan bab tersebut. Mereka
adalah orang-orang peralihan antara remaja dan dewasa dan masih berstatus SMA! Mereka
adalah pelajar SMA sekolah ternama di Amerika Serikat, dan bahkan orang tua
mereka sendiri tidak percaya putri-putri mereka atau putra-putra mereka
melakukan hal tersebut. Bahkan para orang tua tersebut tetap menyakini putri atau
putra mereka adalah anak yang baik dan taat pada agama! Prinsip pembajakannya
adalah anak-anak SMA ini terperangkap dalam perilaku seksual yang mencengkeram
mereka sendiri hingga mereka tidak punya kekuasaan lagi atas mereka sendiri
untuk keluar dari perilaku jejaring seksual tersebut, dan celakanya infeksi
menular seksual yang merugikan kesehatan mereka sendiri tidak kunjung pergi
dari komunitas tersebut.
Tidak semua yang berada di luar kita membahayakan kita.
Tidak sedikit diantaranya justru melindungi dan menumbuhkan kesehatan kita.
Dalam buku ini, saya menyajikan tiga contoh komunitas yang mempunyai pengaruh
positif bagi kesehatan individu-individu yang berada di dalamnya. Kisah menarik
dan inspirasional yakni usaha mengentaskan anak-anak Vietnam dari ancaman gizi
buruk karena sosial ekonomi yang rendah. Ternyata pendekatan komunitas yang
saya sebut sebagai “fakultas kedokteran” hidup yang melibatkan 256 desa dan 2,2
juta orang ibu-ibu. Sebuah perjuangan komunitas yang luar biasa! Demikian juga
dengan komunitas Roseto di Amerika Serikat, dengan karakteristik yang unik
membuat masyarakat ini bersifat protektif bagi warganya dari penyakit jantung
yang mematikan. Komunitas ketiga yang saya sajikan dalam buku ini adalah
komunitas prolanis Askes diabetes di Solo. Komunitas ini telah berhasil membuat
anggota-anggotanya yang merupakan penderita diabetes melitus bisa mencapai
keadaan yang sehat semaksimal yang bisa mereka capai.
Prinsip-prinsip umum menghadapi
pembajak kesehatan kita
Dari berbagai karakteristik para pembajak yang secara umum
telah diklasifikasikan sebagai pembajak yang berasal dari dalam dan pembajak
yang berasal dari luar, maka berikut saya sajikan SATU prinsip “nol” dan EMPAT
prinsip umum dalam menghadapi pembajak yang mempunyai kemampuan merenggut kuasa
kita atas usaha kita untuk memproduksi kesehatan. Satu prinsip (prinsip ke
“nol) dan empat prinsip tersebut meliputi :
Prinsip ke “nol” menghindari atau mencegah terjadinya
pembajakan. Ini adalah cara termurah dan termudah, permasalahannya membutuhkan
komitmen yang kuat. Jauh-jauh hari sebelum terjadinya “kecanduan” perilaku
tertentu yang membajak, menghindarinya atau tidak melakukan perilaku tertentu
tersebut.
1.
Menghindari konfrontasi.
Pembajak dari sebab genetik atau keturunan
adalah sangat kuat. Tidak ada yang bisa dilakukan untuk merubah genetik kita.
Yang bisa kita rubah adalah memodifikasi lingkungan dan perilaku kita sehingga
kecenderungan genetik tersebut tidak muncul. Pembajak dari lingkungan, juga
sama caranya dengan menghindari konfrontasi, biasanya mereka para pembajak dari
lingkungan dan perilaku itu juga kuat. Semakin kuat Anda bertekad melakukan
perlawanan semakin Anda tercebur dalam pengaruh pembajak. Misalnya saya sudah
gemuk, semakin kuat keinginan untuk melakukan diet ketat, semakin besar peluang
untuk gagalnya. Yang benar adalah perubahan dan modifikasi diet itu dilakukan
secara bertahap. Dan secara bertahap pula melakukan aktivitas fisik agar lemak
yang menempel di tubuh kita terbakar kalorinya. Tidak langsung melakukan
jogging, tetapi dimulai dengan aktivitas jalan biasa dan membuat target
maksimalnya jalan cepat secara rutin.
2.
Keluar dari zona pengaruh pembajak.
Pada prinsip ini, pertama kita harus sadar
dulu bahwa kita telah dibajak. Selanjutnya setelah sadar, dalam benak kita
mulai kita tanamkan bahwa keadaan ini bukan “diriku yang sebenarnya dan saya
bisa menjadi diri saya sendiri yang sejatinya”. Setelah itu secara sadar kita
meniatkan diri dengan keinginan yang kuat akan keluar dari zona pengaruh
pembajak.
3.
Mencari dan membangun “pembajak” baru yang
mempunyai pengaruh positif bagi kesehatan kita.
Setelah kita sadar dan berkeinginan kuat,
maka selanjutnya mencari penguat dari luar agar penguat dari luar menjadi
“pembajak” baru yang mengarahkan dan menguatkan kita akan perilaku yang baik.
4.
Mempertahankan agar kita dalam posisi
mendapatkan pengaruh kuat dari “kawanan pembajak” yang mempunyai pengaruh positif
bagi kesehatan kita.
Prinsip ke “nol” dan keempat prinsip ini selanjutnya
insyaAllah akan menyertai dan menjadi acuan di setiap pembahasan topik di buku
ini.