Berbagai posisi ngeces
Mungkin diantara
kita semuanya pernah mengalami ngiler entah dulu saat menjadi bayi, atau bahkan
sampai usia kakek-kakek dan nenek-nenek. Mengiler disebut juga dengan sialorrhea, yaitu suatu kondisi yang
dialami oleh jutaan orang dalam tidurnya setiap malam. Berbagai macam posisi
dan aktivitas tampaknya juga tetap memberikan peluang untuk kita untuk sekedar
meneteskan beberapa tetes atau satu tetes saja dari air ludah yang tumpah
keluar dari rongga mulut kita.
Setelah saya
amat amati lebih mendalam, ternyata posisi tidur yang paling sering membuat
orang ngiler adalah posisi miring. Tetapi bila orang posisi tidurnya tengkurap,
maka bukan ngiler namanya, melainkan tumpah ruah semuanya. Sebaliknya bila
posisi telentang akan berakibat tergenang. Ha ha ha.
Tidak jarang pula,
ngiler terjadi saat terjaga, seperti saat melihat makanan lezat dan dalam
keadaan lapar dan tidak sabar lagi untuk makan.
Darimana asalnya ludah
Pusat-pusat
produksi air ludah pada manusia; kelenjar parotis terletak di pipi dikepung
oleh otot-otot pipi; kelenjar submandibular terletak di bawah rahang bawah;
kelenjar bawah lidah terletak di bawah lidah.
Ludah berasal
dari kelenjar-kelenjar ludah yang tertata rapi mengepung permukaan rongga
mulut. Kelenjar-kelenjar utama penghasil ludah adalah kelenjar parotis
(terletak di sela-sela serat-serat otot pipi) kelenjar sub mandibula (terletak
di bawah rahang bawah) dan sub lingual (terletak tepat di bawah lidah). Setiap
saat air ludah selalu diproduksi tanpa henti-hentinya dengan maksud agar rongga
mulut itu tidak kering. Berarti walaupun kita sedang tidur, sedang ngelamun
atau sedang apa pun kita, air ludah senantiasa terus diproduksi. Produksi air
ludah makin menjadi intensif pada saat kita makan, dimana ada “pemerasan” dari
otot-otot pengunyah yang menyusun bangunan pipi yang bisa kita kempotkan atau
kita kembungkan.
Mengapa ludah berbau
Masih ingat saat kamu bangun tidur mendapati sprei
tempat kamu tidur basah. Terus kamu mencoba mencium aroma yang ditimbulkan
tempat basah itu. Apa yang kamu rasakan? Ya jelas bau! Bagaimana baunya? Pasti
kecing-kecing khas air ludah kan?
Mengapa air
ludah bisa berbau khas kayak begitu?
Air ludah
mempunyai komposisi yang sangat khas, sebagian besar didominasi cairan dan
protein. Protein yang berada di dalam ludah itu semua mempunyai fungsi-fungsi
khusus. Agar berfungsi secara optimal secara alamiah harus berada dalam suhu
tubuh. Di awal diludahkan, ludah tidak berbau, karena suhunya masih sama dengan
suhu tubuh. Kemudian seiring dengan berjalannya waktu, akhirnya sama dengan
suhu sekitarnya, protein menjadi terurai menjadi unsur-unsurnya. Salah satu
unsur penyusun protein adalah amonia dan sulfur, dimana kedua unsur ini
menyumbangkan bau tidak enak. Secara lengkap kandungan air ludah adalah sebagai
berikut : beberapa macam enzim, di antaranya alfa-amilase (ptialin),
lisozim, dan lipase lingual. Amilase dan lipase berturut-turut memulai
pencernaan pati dan lemak sebelum makanan ditelan. Enzim-enzim tersebut bekerja
optimal pada pH 7,4. Lipase lingual memiliki pH optimum ~4,0, sehingga tak akan
aktif jika belum memasuki lingkungan asam. Lisozim berperan dalam lisis
bakteri. Air liur manusia juga mengandung fosfatase asam ludah,
N-asetilmuramil-L-alanin amidase, NAD(P)H dehidrogenase-quinone,
laktoperoksidase ludah, superoksida dismutase, glutation transferase, dehidrogenase
aldehid, glukosa-6-fosfat isomerase, dan kallikrein jaringan. Adanya
produk-produk ini kadang mengakibatkan air liur berbau tidak sedap.
Dalam keadaan puasa, bau mulut makin menjadi
diakibatkan oleh air liur yang makin mengental saat berpuasa.
Apakah
ludah sebagai satu-satunya penyebab bau mulut?
Jawabannya tentu saja tidak. Ada sumber-sumber bau lain yang
berujung pada berbaunya udara yang dikeluarkan dari mulut seseorang dan
terdeteksi oleh indra penciuman orang yang diajak berbicara dengannya.
Sumber-sumber bau tersebut meliputi :
1. 1,
“Karang berselaput mentega”, artinya gigi yang
karies diselimuti “gudal” yang berwarna kekuningan karena jarang gosok gigi
atau gosok gigi, tetapi tidak menjangkau daerah-daerah gigi tersebut. Maksudnya
adalah karang gigi dan atau karies gigi. Karies gigi inilah yang dimaksud
“karang” [batu karang di laut], sementara mentega adalah karang gigi atau dalam
bahasa jawa dikenal dengan istilah gidal. Untuk mengatasi masalah karang gigi,
baiknya seseorang setiap enam bulan sekali berkunjung ke dokter gigi untuk
membersihkan karang gigi.
2. 2,
Jrawut-jrawut di permukaan lidah menjadi tempat
bersarang air ludah beserta sisa-sisa makanan yang dibelepotinya. Jadi di sini
ada dua sumber bau sekaligus, pertama air ludah sendiri yang lama kelamaan
menjadi bau plus sisa-sisa makananan yang terurai oleh bakteri yang masih hidup
juga menjadi sumber bau. Kualitas dan intensitas bau makin menjadi manakala
seseorang habis makan makanan yang berbau menyengat seperti ada unsur bawang
dalam makanan seperti sambal bawang atau nasi goreng yang banyak bawangnya.
Untuk menyingkirkan sumber bau-bauan mulut dari sebab ini disarankan untuk
gosok gigi setelah makan demikian juga menyikat lidah setelah makan. Dengan
menyikat lidah, maka air ludah beserta sisa-sisa makanan yang dikandungnya akan
tersapu. Mau bukti? Cobalah makan semangka merah atau coklat, setelah itu
cobalah untuk menyikat lidah dengan sikat gigi [bisa pakai pasta gigi atau
tidak], kemudian perhatikan permukaan sikat gigi akan berwarna merah bila kamu
habis makan semangka atau berwarna coklat setelah kamu makan coklat.
3.
3. Berasal dari radang tenggorokan atau radang pada
amandel. Baunya khas agak busuk sedikit campur ada bau bangkai [tetapi tidak
banget]. Siapa pun Anda entah bintang sinetron paling cantik atau paling cakep,
ataukah tukang kebun, kondektur atau penjual sayur, kalau sakit radang tenggorokan
atau radang amandel [tonsil] akan menebarkan pesona bau khas agak busuk campur
ada sedikit bau bangkai. Untuk mengatasinya secepatnya pergi ke dokter untuk
berobat.
Untuk apa air
ludah dihasilkan?
Dari kandungannya dapat dilihat fungsi dari air ludah. Enzim
pencernaan seperti amylase (ptialin) berfungsi mencerna karbohidrat. Kalo kamu
tertib mengunyah makan sampai 30 kali, kamu akan merasakan dampak kerja dari
enzim ptialin ini. akan terasa manis nasi yang kamu makan kan? Nah itulah efek
dari kerja enzim ptialin ini.
Kandungan lisozim dan soluble IgA dari air ludah mampu
menetralisir atau menonaktifkan atau bahkan melisiskan bakteri. Maka tidak
salah kalo orang-orang desa itu kalo luka, mengoles lukanya dengan air ludahnya
sendiri.
Air ludah yang terus menerus dihasilkan membuat rongga mulut
senantiasa dalam keadaan basah.
Berapa banyak air ludah
dihasilkan?
Ternyata air
ludah itu dalam sehari semalam banyak sekali jumlah yang diproduksi.
Diperkirakan sekitar 1500 cc atau 1,5 liter atau seukuran satu setengah botol
bensin yang dijual eceran di pinggir jalan. Banyak sekali, kayak ga percaya ya,
kelenjar kecil-kecil itu bisa menghasilkan produk air ludah sebanyak itu,
terus-menerus dan tidak pernah berhenti walaupun kita tertidur nyenyak.
Mau bukti
kalau air ludah yang diproduksi oleh kelenjar ludah kita banyak? Buktinya
adalah :
1.
Sewaktu-waktu ketika orang marah atau jijik
langsung bisa mengeluarkan air ludah untuk “diludahkan”
2.
Ketika orang tertidur mempunyai peluang besar
untuk ngiler
3.
Kita merasa dalam mulut kita selalu ada ludah,
bahkan kalo kalian mau telanlah ludah sekarang juga sambil tetap membaca tulisan ini.
Bisa kan?
Fungsi lain dari air ludah
Manusia dikaruniai Allah SWT kreativitas yang tinggi, selalu
ingin tahu, dan coba-coba siapa tahu bisa, atau mungkin untuk fungsi lain
tetapi bisa tampil beda. Apa itu?
Kayaknya kamu langsung berkata dalam hati “iya” “iya” dan “iya” dari setiap
yang nanti akan saya sebutkan.
Jadi selain berfungsi salah satu bentuk dari ekspresi marah
dan jijik, ngiler, atau sewaktu-waktu membasahi area mulut dalam kita, juga ada
fungsi lainnya :
1.
1. Untuk mengobati luka baru. Terus terang saya
belum menemukan bukti ilmiah mengenai hal ini dari jurnal ilmiah terpercaya.
Tetapi kalau melihat kandungan air ludah yang ada antibodi, ada lisozim yang
mampu membunuh bakteri, perilaku yang dilakukan oleh masyarakat pedesaan ini
menjadi logis. Ada beberapa aliran mengenai pengobatan dengan air ludah ini.
a.
Paham langsung meludah dan meratakannya dengan
jari-jari pada kulit yang terluka
b.
Mengunyah-ngunyah dulu rumput TÊKI kemudian
rumput yang sudah terlumat habis dan tentu saja berkubang dalam air ludah dan
baunya itu, langsung dioleskan pada kulit yang terluka
c.
Atau sebagian orang Jawa bilang “idu bacin”
(ludah bacin) biasanya ketika bangun pagi dan belum gosok gigi plus belum makan
dan minum.... nah ludah inilah yang katanya manjur untuk pengobatan luka baru
dari kulit. Syarat pemilik idu bacin adalah orang tua kandung dari si anak
3. Untuk mengobati demam. Caranya; si ibu mengunyah-ngunyah beras kencur sampai belepotan dengan air ludah, kemudian ditempelkan di dahi si anak balita yang sedang demam.
4. Untuk menciptakan “bonding” antara pemilik dan hewan ternak, terutama jenis unggas. Caranya ludah dikumpulkan dulu secukupnya, kemudian si unggas “dicengkeram” kemudian mulut dipaksa terbuka, kemudian ludah yang terkumpul tadi dimasukkan ke dalam mulut si unggas yang terpaksa terbuka.