Gangguan cemas dan depresi merupakan salah satu jenis dari
gangguan jiwa non psikosis yang sering dijumpai dalam praktik dokter umum
sehari-hari. Maksud dari non psikosis adalah gangguan jiwa yang daya nilai
terhadap realitasnya masih OK. Artinya penderita memiliki pemahaman realitas
yang normal, tidak seperti pada gangguan psikosis yang umumnya pasien rawat
inap di rumah sakit jiwa. Pada pasien psikosis pikirannya tidak realistis
seperti merasa dirinya orang besar, merasa ada suara-suara yang membisiki,
merasa melihat asap yang sebenarnya tidak ada, dan sebagainya. Prosentase
gangguan cemas dan depresi ringan bisa mencapai sepertiga dari seluruh pasien
yang berkunjung di praktik dokter umum (30 – 40 % kasus).
Secara definisi dikatakan bahwa gangguan cemas merupakan
istilah psikiatri[1]
yang merujuk pada respons / tanggapan mental atau fisik terhadap situasi yang
menakutkan dan mengancam. Perasaan cemas sesaat seperti ketika menghadapi
ujian, presentasi, melamar pekerjaan, dan wawancara kerja, tidak termasuk
gangguan cemas, melainkan sesuatu yang normal. Dikatakan gangguan kecemasan /
cemas bila situasi yang menakutkan dan mengancam ini berlangsung lama. Mengenai
penentuan jenis-jenis situasi yang menakutkan dan mengancam dan berlangsung
lama dapat dibantu dengan skala Holmes (tabel 1). Bila skala Holmes mencapai
skor lebih atau sama dengan 300, maka seseorang akan rentan mengalami gangguan
cemas dan atau depresi ini. Untuk kepentingan alat bantu mengetahui apakah
seseorang mengalami kecemasan dapat Anda simak pada bagian gejala gangguan
kecemasan (tabel 2), sedangkan untuk mengetahui apakah seseorang mengalami
depresi dapat dilihat pada tabel 3. Tetapi orang ternyata juga mempunyai
semacam “bantalan” yang menghadang datangnya stressor yang bertub-tubi yakni
daya tahan terhadap stress. Untuk mengetahui seberapa besar “kelenturan” dari
“bantalan” daya tahan terhadap stressor dapat diukur dengan skala Miller (tabel
4).
Tabel 1. Skala Holmes; mengukur beban stressor dalam
satu tahun terakhir
No.
|
Jenis-jenisnya
|
Skor
|
1.
|
Kematian suami/istri
|
100
|
2.
|
Kematian keluarga dekat
|
63
|
3.
|
Perkawinan
|
50
|
4.
|
Kehilangan jabatan
|
47
|
5.
|
Pensiunan/pengasingan diri
|
45
|
6.
|
Kehamilan istri
|
40
|
7.
|
Kesulitan seks
|
39
|
8.
|
Tambah anggota keluarga baru
|
39
|
9.
|
Kematian kawan dekat
|
37
|
10.
|
Konflik suami/istri
|
35
|
11.
|
Menggadaikan rumah
|
31
|
12.
|
Perubahan dalam tanggung jawab
pekerjaan
|
29
|
13.
|
Konflik dengan ipar, mertua,
menantu
|
29
|
14.
|
Perasaan tersinggung atau adanya penyakit (menahun)
|
53
|
15.
|
Rujuk dalam perkawinan
|
45
|
16.
|
Perubahan kesehatan seseorang
anggota keluarga
|
44
|
17.
|
Perubahan dalam status keuangan
|
38
|
18.
|
Perceraian
|
65
|
19.
|
Peralihan jenis pekerjaan
|
36
|
20.
|
Mencegah terjadinya
penggadaian/pinjaman
|
30
|
21.
|
Anak laki-laki/perempuan
meninggalkan rumah
|
29
|
22.
|
Prestasi pribadi yang luar biasa
|
28
|
23.
|
Istri mulai atau berhenti bekerja
|
29
|
24.
|
Kesulitan dengan atasan
|
23
|
25.
|
Tukar tempat tinggal
|
20
|
26.
|
Perubahan dalam hiburan
|
19
|
27.
|
Pinjaman dengan rumah sebagai
jaminan
|
17
|
28.
|
Perubahan dalam jumlah pertemuan
keluarga
|
15
|
29.
|
Pelanggaran ringan
|
11
|
30.
|
Menukar kebiasaan pribadi
|
24
|
31.
|
Perubahan jam kerja / syarat kerja
|
20
|
32.
|
Tukar sekolah
|
20
|
33.
|
Tukar kegiatan social
|
18
|
34.
|
Tukar kebiasaan tidur
|
16
|
35.
|
Perubahan dalam kebiasaan makan
|
15
|
36.
|
Berlibur
|
13
|
Jumlah
di atas 300 menunjukkan adanya stress. Artinya bila dalam setahun mendapatkan
jumlah skor melampaui 300 hal ini menunjukkan bahwa ia berada dalam keadaan
“bahaya”. Keseluruhan yang disebut di atas merupakan penyebab stress. Ternyata
berliburpun merupakan sumber stress walaupun skornya ringan.
Tabel 2. Gejala dan Tanda dari Gangguan Kecemasan
KELUHAN KOGNITIF DAN PSIKOLOGIS
|
2.
|
Kardiovaskuler
|
||||
® Perasaan
cemas, khawatir, was-was
® Ragu-ragu
untuk bertindak atau memutuskan sesuatu, takut salah
® Perasaan
takut dalam situasi, obyek atau keadaan tertentu (sendirian, gelap, kamar
tertutup, berada di ketinggian dsb.)
® Tidak
enak, gelisah
® Takut
mati, takut menjadi gila atau pikiran-pikiran yang cenderung negatif baik
terhadap diri-sendiri ataupun lingkungan
® Merasa
tegang
® Insomnia,
sulit untuk memulai (jatuh) tidur/early insomnia
® Mudah
terkejut, terlalu waspada
® Mudah
marah (iritable)
® Perasaan
cemas tersebut mempengaruhi hampir semua aspek kehidupan penderita sehingga
fungsi pertimbangan akal sehat, perasaan dan perilakunya terpengaruhi
|
»
Palpitasi
(berdebar-debar/deg degan)
»
Nyeri dada, dada
terasa panas
|
|||||
3.
|
Respirasi
|
|||||
»
Nafas pendek
»
Dispnoe (sesak
nafas)
»
Hiperventilasi
(frekuensi nafas sering)
|
||||||
4.
|
Gastrointestinal
|
|||||
»
Mulut kering
»
Tenggorokan seperti
tercekik; tenggorokan kering
»
Perasaan tidak enak
di lambung
»
Nausea dan vomitus
(mual dan muntah)
»
Diare
|
||||||
5.
|
Genitourinarius
|
|||||
»
Sering berkemih
»
Nyeri saat berkemih
»
Ejakulasi prematur
(cepat “keluar”)
»
Impotensia
|
||||||
KELUHAN FISIK
|
||||||
1.
|
Neurologik dan Vaskuler
|
7.
|
Sistim
Muskuloskeletal
|
|||
»
Sakit kepala, pusing, kepala terasa enteng
»
Nggliyer (dizziness), seperti mau pingsan
»
Vertigo (pusing berputar)
»
Tangan gemetaran
»
Pandangan kabur
»
Baal dan kesemutan
|
»
Nyeri otot kepala
terutama otot leher
»
Sakit dan nyeri
otot
|
|||||
8.
|
Kulit
|
|||||
»
Keringat berlebihan
»
Telapak tangan dan
kaki basah dan terasa dingin
|
||||||
TANDA OBYEKTIF (TANDA YANG BISA
DILIHAT LANGSUNG DARI PENDERITA)
|
||||||
Penderita tampak gugup, gelisah, tidak dapat duduk santai
Suara bergetar, gagap
Palpitasi
Hiperventilasi
Berkeringat banyak atau telapak tangan dan kaki lembab
|
||||||
Secara umum gejala depresi hampir sama dengan yang dijumpai
dengan gangguan cemas, hanya lebih menonjol pada aspek perasaan minder,
tertekan, sedih, tidak berdaya atau lelah dan pada derajat yang lebih parah
mulai muncul gagasan mati atau bunuh diri.
Secara lebih detil untuk mengetahui apakah seseorang
mengalami depresi atau tidak dapat dibantu dengan mengisi kuesioner yang biasa
dikenal HQ9 (tabel 3)
Tabel 3. Skor HQ9;
kuesioner singkat untuk mengetahui depresi tidaknya seseorang
No
|
Dalam 2 minggu
terakhir apakah merasakan berikut
(Bubuhkan tanda [Ö] pada item yang sesuai)
|
Tidak pernah (0)
|
Beberapa hari (1)
|
Lebih dari separoh
hari (2)
|
Hampir sehari
penuh (3)
|
||
1
|
Sedikit minat atau kesenangan
untuk melakukan segala sesuatu
|
||||||
2
|
Merasa tertekan, minder, dan
putus asa
|
||||||
3
|
Sulit untuk mulai tidur atau
tidur terlalu banyak
|
||||||
4
|
Merasa lelah dan tak
bertenaga
|
||||||
5
|
Kehilangan selera makan atau
terlalu banyak makan
|
||||||
6
|
Merasa diri buruk atau merasa
diri gagal
|
||||||
7
|
Sulit berkonsentrasi seperti
pada saat membaca atau nonton TV
|
||||||
8
|
Bergerak atau berbicara
terlalu pelan untuk dapat dikenali orang atau sebaliknya terlalu aktif
daripada biasanya
|
||||||
9
|
Berpikir bahwa lebih baik mati
atau ada ide bunuh diri
|
||||||
10
|
Jika akhir-akhir ini setelah
direnungkan ternyata terdapat banyak permasalahan, seberapa mengganggu kah
pengaruhnya pada aktivitas kuliah/bekerja, belajar, merawat kebersihan
rumah/kos atau saat berinteraksi dengan orang lain
|
Tidak
ada kesulitan sama sekali (0)
|
|||||
Agak
sulit (1)
|
|||||||
Sangat
sulit (2)
|
|||||||
Sangat-sangat
sulit (3)
|
|||||||
Semakin banyak yang item yang
positif apalagi dirasakan hampir setiap saat, semakin berat tingkat depresi
seseorang.
Pengukuran kekebalan [Miller & Smith]
Untuk mengetahui taraf kekebalan terhadap stress dari
seseorang telah dikembangkan semacam test sebagai berikut. Terdapat 20 item
dimana masing-masing diberi skor 1 hingga 5. Angka skor 1 [hampir selalu
dikerjakan], sedangkan angka skor 5 [tidak pernah dikerjakan], sesuai dengan
ukuran seberapa jauh berlakunya bagi yang bersangkutan.
Tabel 2. Pengukuran Kekebalan
Miller & Smith
No.
|
Jenis item
|
Skor
[1-5]
|
1.
|
Tiap hari sesedikitnya sesekali
menghadapi makanan hangat dan berimbang
|
|
2.
|
Sedikitnya empat malam dalam
seminggu saya tidur 7 – 8 jam
|
|
3.
|
Saya secara teratur menerima dan
memberi kasih sayang
|
|
4.
|
Sedikitnya saya mempunyai seorang
saudara dalam jarak 75 km yang bisa saya andalkan
|
|
5.
|
Setidaknya dua kali dalam seminggu
saya gerak badan sampai berkeringat
|
|
6.
|
Saya merokok kurang dari setengah
pak sehari
|
|
7.
|
Dalam seminggu saya kurang dari
lima kali minum alkohol
|
|
8.
|
Berat badan saya sesuai dengan
tinggi badan
|
|
9.
|
Saya mempunyai penghasilan cukup
untuk menutupi pengeluaran pokok
|
|
10.
|
Saya memperoleh kekuatan dari
agama saya
|
|
11.
|
Saya secara teratur menghadiri
kegiatan-kegiatan sosial atau klub
|
|
12.
|
Saya mempunyai lingkungan sahabat
dan kenalan
|
|
13.
|
Saya mempunyai sahabat satu atau
lebih kepada siapa saya dapat percayakan soal-soal pribadi saya
|
|
14.
|
Kesehatan saya baik [termasuk
mata, telinga dan gigi]
|
|
15.
|
Saya bicara terus terang mengutarakan
perasaan hati di waktu marah atau gelisah
|
|
16.
|
Saya secara teratur bercakap-cakap
dengan orang-orang dengan siapa saya tinggal, soal urusan domestik misalnya
kebersihan rumah, kehidupan sehari-hari
|
|
17.
|
Setidaknya seminggu sekali saya
melakukan sesuatu untuk hiburan
|
|
18.
|
Saya bisa mengatur waktu secara
efektif
|
|
19.
|
Dalam sehari saya minum kurang
dari tiga cangkir kopi/teh atau cola
|
|
20.
|
Saya setiap hari mencari waktu
untuk ketenangan diri
|
Untuk
mendapatkan nilai kekebalan, jumlahkan nilai skor di atas, lalu dikurangi
dengan 20.Jumlah angka skor kurang dari 30, orang disebut kebal. Skor di atas
30 kurang kebal dan skor di atas 50 yang bersangkutan tidak kebal terhadap
stress.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar