Sabtu, 01 Januari 2011

Gangguan Cemas dan Depresi bagian I

Pernahkah nonton ?

Coba bayangkan anda sekarang yang jadi pesertanya! Tentu ada rasa was-was karena mau dikerjain apa ya? Atau akan disuruh makan apa ya? Mudah-mudahan jangan disuruh makan kecoak! Itu serangga yang paling menjijikkan dalam hidup saya! Bagaimana rasanya ketika anda ditunjuk menjadi pembicara dalam suatu acara penting, dimana anda baru pertama kalinya menjadi pembicara dalam forum seperti itu? Tentu ada rasa was-was yang mengkungkung diri anda mulai ketika anda meng-iakan hingga anda sudah tuntas dalam menjalankan tugas tersebut. Ketika anda akan menjalani ujian wawancara untuk suatu kesempatan pekerjaan dimana anda sangat berharap mendapatkan pekerjaan itu sebagai sumber penghasilan keluarga anda. Tentu anda akan merasakan adanya rasa was-was ketika menunggu giliran hingga tes wawancara yang anda jalani berakhir.

Rasa was-was sebagai peserta

Atau rasa was-was ketika mau jadi pembicara dalam forum resmi dan penting atau juga rasa was-was ketika menunggu giliran untuk ujian wawancara dimana kita sangat berharap dapat diterima adalah rasa was-was normal. Rasa was-was ini sering pula disebut cemas. Jadi cemas yang dialami dalam contoh peristiwa di atas adalah cemas normal.

Perasaan cemas atau sedih yang berlangsung sesaat adalah normal dan hampir semua orang pernah mengalaminya. Cemas pada umumnya terjadi sebagai reaksi sementara terhadap stress kehidupan sehari hari.

Bila cemas menjadi begitu besar atau sering seperti yang disebabkan oleh tekanan ekonomi yang berkepanjangan, penyakit kronik dan serius atau permasalahan keluarga maka kecemasan akan berlangsung lama. Kecemasan yang berkepanjangan sering menjadi penyakit. Menghasilkan sÊgêrombolan gejala-gejala yang mengaktifkan saraf otonom [sistem saraf yang berdiri sendiri dan tidak bisa kita kendalikan secara sadar]. Sistem saraf otonom yang diaktifkan [hiperaktif] meliputi otot rangka, jantung dan pembuluh darah, lambung dan pencernaan dan kelamin dan sistem perkemihan.

Kenapa harus GANGGUAN keCEMASan?

Di Amerika dilaporkan 15 – 33 % pasien yang datang berobat ke dokter bukan psikiater adalah gangguan mental, sepertiganya adalah gangguan. Di Indonesia survei yang dilakukan di Puskesmas Kecamatan Tambora Jakarta Barat menunjukkan ternyata dari yang berobat di Puskesmas, jumlah gangguan jiwa yang sering muncul sebagai gangguan fisik adalah 28,73 % untuk dewasa dan 34,39 % untuk anak-anak.

Kesimpulannya adalah berarti banyak orang “stress” termasuk gangguan cemas, yang keluhannya sakit fisik dan berobat ke fasilitas kesehatan karena keluhan fisik tersebut. Ternyata yang menderita gangguan jiwa jumlahnya hampir sepertiga dari total pasien yang berobat ke fasilitas kesehatan.

Gejalanya kalo cêmas sudah jadi penyakit [tidak semuanya harus muncul]

Keluhan Kognitif dan Psikologis

· Perasaan cemas, khawatir, was-was. Kalo berkunjung ke tempat praktek biasanya ndak sabar nunggu antrean, langsung segera ingin ketemu dokternya bahkan sering memotong antrean, bukan karena sakit yang berat tetapi kecemasannya aja yang demikian besar!

· Ragu-ragu untuk bertindak atau memutuskan sesuatu, takut salah

· Perasaan takut dalam situasi, obyek atau keadaan tertentu (bila sendirian, dalam gelap, di kamar tertutup, berada di ketinggian dsb)

· Takut mati, takut menjadi gila atau pikiran-pikiran yang cenderung negatif baik terhadap diri sendiri ataupun lingkungan. Jangan-jangan saya …, jangan-jangan saya mau kayak si itu, jangan-jangan saya bisa begini kayak tetangga yang barusan meninggal… pikiran-pikiran ini demikian derasnya muncul hingga ndak bisa tidur semalaman.

· Merasa tegang. Sehingga tidak bisa santai. Selalu berpikir yang bukan-bukan.

· Insomnia, sulit untuk mulai (jatuh) tidur/ early insomnia

· Mudah terkejut, terlalu waspada

· Mudah marah (irritable)

· Perasaan cemas tersebut mempengaruhi hampir semua aspek kehidupan penderita sehingga fungsi pertimbangan akal sehat, perasaan dan perilakunya terpengaruhi. Di kantor tidak bisa tenang, di rumah apalagi bahkan sampai tidurnya-pun mimpi yang nggak-enggak. Mimpi-nya berjudul “aku di kejar-kejar” bisa ular, bisa penjahat seperti jadi detektif, sehingga semalam terbangun berkali-kali

Keluhan fisik

persarafan dan pembuluh darah

  • Sakit kepala, pusing, kepala terasa énténg
  • Nggliyêr [dizziness], seperti mau pingsan, bahkan sering pingsan. [biasanya pingsannya masih bisa memilih tempat stratêgis untuk jatuh]
  • Vertigo [pusing berputar]. Dirinya merasa berputar-putar sendiri atau kamar/sekelilingnya yang terasa berputar-putar mengitari dirinya
  • Tangan gêmêtaran. Ini bukan buyutên [bahasa jawa] yang menjadi hak prérogatif orang tua [maksudnya parkinson], tetapi kalo kecemasan ini milik semua usia.
  • Pandangan kabur
  • Kesemutan. Maksudnya bukan tangan atau kaki banyak semutnya, tetapi maksudnya gringgingên [bahasa jawa]

Jantung dan Pêmbuluh darah

  • Palpitasi [berdêbar-dêbar/bahasa jawanya dêg-dêgan]. Tidak ada yang memicu berdebar-debarnya, tau2´ muncul sendiri.
  • Nyeri dada, dada terasa panas

Pernafasan

  • Nafas pendek. Seperti tersengal-sengal kayak habis lari cepat.
  • Dispnoe [sesak nafas]. Kalo mau merasakan yang ini cobalah marah yang hebat! Pasti terasa nafas itu sesaak sekali. Masih ndak percaya? Coba aja! Berarti om dokter pernah ngalamin kayak gitu? ?!? dulu……
  • Hiperventilasi (frekuensi nafas sering). Kadang-kadang penderita sering banget menghembuskan nafas yang puaanjaang sekali.

Lambung dan usus

  • Mulut kering. Dikasih lip balm-pun têtêp ndak ngéfék. Karena kering bibir dan mulut sebabnya bersumber dari dalam. Bukan panas dalam lho!
  • Tenggorokan seperti tercekik.
  • Perasaan tidak enak di lambung, perut di ulu hati terasa penuh, bahkan produktif dalam hal kêntut. Seringkali mengkonsumsi obat maag, seperti Promaag, Waisan, Mylanta dsb.
  • Sering mual dan muntah
  • Diare. Kalo kayak gini yang senang pasti perusahaan obat diare nih!

per-kelaminan dan perkemihan

  • Sering berkemih. Sebentar-sebentar ke belakang…mau buang air kecil!
  • Nyeri saat berkemih.
  • Ejakulasi prematur. Ini dikeluhkan oleh bapak-bapak…merasa tak sehebat dulu. Seringkali penderita mengkonsumsi obat-obat perangsang. Ooo makanya obat begitu-an laku keras! Biasanya bapak-bapak yang kayak begini minimal setengah tahun terakhir menjabat jabatan baru yang lebih besar di kantor. Disamping tantangan besar, gaji OK tetapi pekerjaannya jadi lebih stressfull. Sehingga badai cemas menghempas berkali-kali dan dalam waktu yang lama. Gejala yang bikin heboh kaum adam yaa inii nih!
  • Impotensia. Waah yang ini jauh lebih gaawaat! Status harga diri dan kejantanannya sedang DIRAGUKAN!

Sistem otot rangka

  • Nyeri otot kepala terutama leher. Bahasa jawanya cêngêng atau téngéng. Tetapi cêngêng disini terasa terus menerus, bukan untuk menengok ke kanan atau ke kiri aja timbul nyeri, kalo demikian biasanya karena salah posisi tidur atau leher terlalu lama dipertahankan dalam posisi tertentu, misalnya kelamaan di depan komputer.
  • Sakit dan nyeri otot. Saking sakitnya hingga rasanya seperti dipukuli orang sekampung. Eh ndak begitu dink! Pokoknya mudah pêgêl-pêgêl atau capék-capék seluruh badan.

Kulit

  • Keringat berlebihan. Kayak habis olah raga abis-abisan,…… keringatnya…!
  • Telapak tangan dan kaki sering basah dan terasa dingin. Seringkali orang beranggapan kalo telapak tangan dan kaki basah karena lemah jantung. Ini pendapat yang keliru. Orang dewasa apalagi remaja atau pemuda dan pemudi mengeluh kayak gini biasanya menderita gangguan kecemasan.

Lima Macam gangguan cemas :

Dengan mengacu apa pencetus cemas, bagaimana gejala cemas muncul serta adakah obyek atau perilaku tertentu yang membuat gejala cemas itu muncul maka ada lima macam gangguan cemas itu. Secara prinsip gejala cemas seperti yang telah disebutkan di atas, hanya saja asbabun dan how-nya serta latar belakang masalahnya aja yang beda-beda. Kira-kira begitchu lhooh.!?

1. gangguan panik

Ciri jenis gangguan ini adalah muncul rasa cemasnya tanpa ada faktor pencetus. Ada rumus empat, terjadi dalam waktu minimal empat minggu terjadi empat periode serangan, mengenai empat organ gejala di atas. Artinya dalam satu bulan terjadi empat kali serangan. Setiap serangan minimal mengenai empat organ, misal nafas sesak (organ pernafasan), perut mual atau penuh (organ pencernaan), lengan dan badan keringat dingin (organ saraf otonom) dan jantung berdebar-debar (organ jantung). Peristiwa ini terjadi tanpa ada pencetus, misalnya suara mercon, jadi benar-benar sunyi, tidak ada sesuatu yang menakutkan seperti pak guru atau pak dosen yang galak lagi marah. Jadi benar-benar lagi ngobrol atau santai tiba-tiba atau sekonyong-konyong muncul gejala.

2. gangguan cemas umum

Kecemasan yang diderita bersifat mengambang bebas dan berlangsung menahun (kronis). Biasanya pada jenis cemas ini, hampir semua gejala di atas ada, dan bisa berlangsung berbulan-bulan sampai bertahun-tahun.

3. gangguan fobik

Kecemasan atau ketakutan terhadap situasi atau obyek tertentu (spesifik). Misalnya fobia dengan kecoa, saking fobianya begitu mendengar kata-kata kecoa langsung gejala kecemasannya muncul.

4. gangguan obsesif/kompulsif

Kecemasan yang mendorong penderita secara menetap untuk mengulangi pikiran atau perilaku tertentu. Misalnya merasa mandinya belum bersih, dan harus mengulang lagi, seterusnya dan seterusnya sehingga kalo mandi bisa sampai berjam-jam. Atau yang paling sering merasa wudhunya belum sah, hingga wudhu sampai sepuluh kali. Bisa juga merasa niat sholatnya belum mantap, hingga takbir berkali-kali tidak segera memulai sholat, menunggu kemantapan hati.

5. gangguan stress pasca trauma

Kecemasan yang terjadi setelah penderita mengalami peristiwa yang sangat menegangkan. Contohnya adalah para veteran tentara Amerika yang dinas di Vietnam yang terjadi tahun 1970-an, dua puluh tahun sesudahnya, ketika mendengar suara gemuruh dikamarnya, jantung berdebar-debar, keringat dingin, lemas, peristiwa-peristiwa yang menegangkan ketika kedua rekannya ditembak di kepalanya oleh serdadu Vietnam di saat gemuruh guntur dalam hujan yang lebat; yang terjadi dua puluh tahun yang lalu tergambar hidup dan seperti aslinya. Walaupun yang menyebabkan suara gemuruh tadi adalah tumpukan kardus yang runtuh. Di tanah air, daerah-daerah kerusuhan, atau bencana alam yang hebat seperti tsunami di Aceh, adalah peristiwa-peristiwa yang menegangkan yang rawan untuk terjadinya gangguan kecemasan jenis gangguan cemas pasca trauma. Kejadian gangguan ini bisa berlangsung lama bahkan hingga berpuluh tahun sesudahnya. Seperti pada kasus yang banyak di alami serdadu Amerika Serikat yang bertugas di Vietnam.

Contoh kasus :

Seorang mahasiswa semester 3 fakultas kedokteran, mengeluh sejak awal masuk kuliah hingga semester 3, mengeluh sering muncul rasa was-was, sering nafas terasa sesak dan kadang-kadang harus bernafas panjang agar terasa lega. Ketika malam menjelang tidur, muncul rasa was-was mengenai keamanan kamar kostnya. Baru beberapa saat tidur, mendadak terbangun, muncul rasa was-was, jangan-jangan pintu kamar kostnya belum terkunci. Untuk menghilangkan rasa was-wasnya ia harus bangun dan mengecek sendiri kunci pintu kamarnya. Setelah itu ia tidur. Namun beberapa saat kemudian terbangun, rasa was-wasnya tidak bisa hilang, karena ada rasa gamang bahwa pintu kamar harus dikunci dua kali. Sehingga ia harus bangun lagi agar rasa was-wasnya hilang, dan mengecek lagi apakah kunci kamarnya sudah dua kali putaran. Ia kemudian tidur lagi. Merasa tenang beberapa saat membuatnya mampu terlelap tidur. Tetapi mendadak ia terbangun lagi, karena muncul rasa was-was yang disebabkan kekhawatiran mengenai jendela nako yang menurut perasaannya saat itu belum ditutup hingga rapat. Segera ia bangun lagi dan mengecek dan memastikan jendela nako benar-benar telah terkunci rapat.

Di kelas, sebenarnya ia termasuk anak yang cerdas. Tetapi ada hal yang benar-benar mengganggu dirinya. Ketika ia harus duduk di bangku kuliah deretan paling depan, ada rasa was-was yang menimpa pikirannya selama kuliah. Ia merasa bahwa teman-teman sekelas yang jumlahnya ada 170 mahasiswa yang duduk di belakangnya memandangi dia. Perasaan itu menyebabkannya mengeluarkan banyak keringat dingin hingga membasahi punggung dan bahunya. Selepas kuliah banyak teman-temannya yang menanyakan apakah ia sedang sakit.

Rasa was-was dan cemas juga menimpanya saat wudhu dan memulai sholat. Ketika ia wudhu sering merasa kurang mantap dengan sah dan tidak wudhu yang telah ia lakukan. Akibatnya ia harus wudhu berkali-kali. Ketika sholat, pada saat takbiratul ikhrom (memulai sholat), ia merasa bahwa niatnya belum mantap, dan harus mengulangnya. Akibatnya ia harus mengulang dan memulai sholat hingga lebih dari satu kali.

Ia merasa sangat terganggu dengan yang ia alami selama ini. Berat badannya turun, konsentrasi belajar menurun. Bahkan akhir-akhir ini tidur tidak nyenyak, sering terbangun dari tidur malamnya akibat mimpi-mimpi buruk. Tema-tema mimpinya selalu dikejar-kejar. Entah dikejar ular, harimau, detektif yang dikejar penjahat atau segala sesuatu yang membuatnya harus berlari sekuat-kuatnya, tetapi dalam mimpi.

Ketika masih SMA, ia termasuk anak penurut atau anak baik-baik, terutama sekali dengan segala keinginan orang tua, bahkan lebih dari itu sangat tergantung dengan bantuan orang tuanya. Berangkat sekolah kadang-kadang bila waktu sudah mepet dengan jam masuk, minta diantar orang tua. Termasuk ketika pulang sekolah juga lebih senang kalau dijemput orang tua terutama bapaknya. Untuk berangkat bimbingan belajar ia juga minta diantar orang tua. Mengisi formulir, mendaftar ke perguruan tinggi juga harus diantar orang tua. Bahkan dengan jadwal kegiatan hariannya pun tidak lepas dari peran orang tua. Jadi dapat dikatakan ketika ia SMA, seharusnya banyak peran yang sudah dapat ia ambil sebagai tanggung jawabnya justru pengaruh orang tua masih sangat kental pengaruhnya.

Keadaan berubah drastis ketika ia masuk di perguruan tinggi, jauh dari orang tua. Kost, dalam arti tidur, makan, minum dan mengatur segala jadwal hariannya agar mampu menjadi mahasiswa yang produktif sudah menjadi tanggung jawab penuh dirinya. Akibatnya ia sangat lamban dibandingkan dengan teman-temannya ketika harus menyesuaikan diri dengan lingkungan yang baru, dan sangat berbeda dengan lingkungan yang ia alami ketika ia masih SMA, masih bersama orang tua dan mendapatkan bantuan penuh.

Belajar ilmu kedokteran adalah sumber stress tersendiri, banyak istilah yang harus ia hafal dalam waktu yang singkat. Model belajar yang sama sekali berbeda dengan yang ia alami sewaktu SMA, semua yang diajarkan di kelas itulah yang nanti keluar ujian. Di perguruan tinggi suasana sangat berbeda. Benar-benar mandiri belajarnya, mencari bahan kuliah sendiri, materi sangat banyak yang harus dipelajari dan dihafal. Padahal ia bukan termasuk orang yang suka menghafal. Dan materi yang diujikan sangat tidak menentu, semuanya punya peluang untuk dikeluarkan dalam ujian. Belajar harus jauh lebih giat, lebih tekun dan lebih lama dibandingkan dengan masa SMA. Pendek kata semuanya benar-benar berubah.

Perubahan-perubahan yang dialami. Baik yang berkaitan dengan kuliah dan hal-hal diluar kuliah, benar-benar luar biasa drastisnya. Akibatnya secara tidak sadar ia mengalami tekanan psikis yang hebat. Dan muaranya muncul menjadi gejala-gejala yang ia alami saat ini dan sangat mengganggu kehidupan sehari-harinya. Mimpi-mimpi buruknya ini adalah cerminan bahwa jiwanya saat ini sedang dikejar-kejar dengan penyesuaian yang luar biasa hebatnya. Dalam alam nyata, kegelisahan itu membuatnya menjadi kurang merasa mantap dalam segala sesuatunya. Wudhu harus berulang-ulang karena tidak merasa mantap mengenai keabsahannya. Sholat harus diulang-ulang karena tidak merasa mantap dengan niat yang diucapkan. Merasa kurang aman, tercermin dari rasa was-was dengan pintu kamar, jendela nako yang menyebabkan semalam harus terbangun beberapa kali. Dan rasa percaya dirinya menjadi runtuh dengan terbukti merasa tidak nyaman untuk hanya sekedar duduk di bangku kuliah deretan depan.

Dalam perjalanan selanjutnya, gejala-gejala cemas yang ia alami itu akhirnya menyusut dengan sendirinya seiring dengan meningkatnya keterampilan dalam menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan yang ia hadapi. Namun sayangnya waktu yang ditempuh lumayan lama, yaitu gejala-gejala cemas berhenti total hingga semester lima. Seandainya ia segera bertemu dengan orang yang benar-benar kompeten dalam menangani gangguan cemas, mungkin gangguan-gangguan yang ia alami lebih cepat redanya, dan potensi yang ia miliki dapat muncul dengan maksimal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar